MALAIKAT PALING TAAT

7/31/2022 AbahBerfirman 0 Comments

    Anak perempuanku tersayang,

    Ayah menulis surat ini tepat di hari ketika ayah menginjak umur 33 tahun. Mungkin kamu sudah besar sekarang, ayah harap kamu membaca ini ketika kamu mulai beranjak remaja. Saat dimana ayah sudah semakin canggung dan tidak memahami jalan pikiranmu. Ketika kamu sudah mulai menemukan sosok laki-laki lain yang menjadi idolamu, yang kamu ingin bersamanya siang dan malam. Ketika kita sudah tidak lagi menjadi teman baik, dan bahkan ayah mulai sering memarahimu.

    Itu bukan hal yang salah anakku, itu wajar. Untuk itulah ayah menulis surat ini dari masa lalu agar kita bisa saling berkomunikasi dan memahami. Ayah senang sekali kamu mau membaca ini. Terimakasih anakku.

    Anak perempuanku tersayang,

    Di surat ini, ayah akan bercerita tentang kelahiranmu, serta doa dan harapan ayah dan ibumu terhadapmu. Tentu, kamu punya hak untuk menentukan jalan hidupmu sendiri, karena hidupmu adalah tanggung jawabmu kepada Tuhanmu. Namun, ayah dan ibu juga bertanggungjawab untuk memberikanmu nasihat dan berusaha agar kamu bisa menjadi manusia yang bermanfaat kan? Jadi, semarah-marahnya kamu terhadap ayah, tolong dengarkan nasihat ayah buatmu.

    Anakku perempuanku tersayang,

    Kamu mungkin menggugat kenapa kamu harus dilahirkan, ayah juga pernah berpikir seperti itu kok, tidak apa-apa kamu punya pikiran seperti itu. Cuma, ayah ingin kamu tahu bahwa kelahiranmu sudah kami rencanakan, dan bukan hanya luapan hawa nafsu belaka atau bahkan kecelakaan.

    Kelahiranmu ayah sambut dengan suka cita, karena ayah memang tidak merencanakan punya anak perempuan atau laki-laki. Anak laki-laki dan perempuan sama, sama sama manusia yang mengemban tugas mengelola dunia ini. Ini menjelaskan kenapa ayah tidak suka memanjakanmu, dan mendidikmu agak keras selama ini.

    Ayah punya harapan kamu menjadi perempuan kuat, memiliki visi dalam hidup, dan berguna bagi masyarakat. Itulah kenapa ayah dan ibumu sepakat dan memohon agar kamu lahir, agar kamu memiliki andil mengubah dunia ini ke arah yang lebih baik.

    Sebelumnya ayah belum berniat memiliki anak. Bayangkan, dunia sudah sesak dengan 7 milyar penduduk, penuh polusi, dan sumber daya alam semakin berkurang. Ayah tidak tega membayangkan wajah cantikmu (turunan dari ayah tentunya) berjibaku bersaing dengan manusia lainnya. Rasanya kasihan sekali, anak ayah harus berjuang seperti itu. Tapi ayah akhirnya sadar anakku, dunia membutuhkanmu, manusia-manusia baru yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Membawa dunia menjadi tempat yang lebih baik, seperti wanita-wanita hebat yang pernah ada sebelumya.

    Anakku perempuan tersayang,

    Saat ini kamu beranjak remaja, mungkin baru masuk SMP atau SMA. Kamu mungkin sudah naksir-naksir cowok ganteng dan populer di sekolah. Itu wajar anakku, karena ayah dulu juga populer di kalangan anak gadis lainnya. Kamu bakal jadi incaran cowok-cowok tengil atau bahkan kakak kelasmu yang mulai bernafsu menaklukkanmu. Saran ayah, tahan dulu keinginanmu untuk dekat dengan mereka. Tahan dulu keinginanmu untuk chatting dengan mereka. Jalan masih amat jauh nak, kamu masih terlalu muda. Kamu bakal bertemu dengan banyak laki-laki lain yang lebih hebat di luar sana, memiliki kepribadian dan pemahaman agama yang lebih baik. Lebih baik kamu fokus untuk mengembangkan bakatmu, berorganisasi, dan mulai fokus untuk mencoba menyelesaikan masalah di sekitarmu. Asahlah kepekaanmu terhadap masalah sekitar, ajaklah cowok-cowok tengil itu untuk membantumu menyelesaikan masalah itu. Mereka pasti mau membantumu kok. Minimal ikutlah OSIS, Pramuka, Paskibra, atau PMR, ikut Pecinta Alam juga boleh. Ikutlah dalam berbagai kegiatan sukarelawan, sesuai bidang minatmu. Kamu akan belajar banyak dari situ.

    Jangan tertipu rayuan gombal dan puisi cinta yang dikirimkan kepadamu. Mereka cari itu di internet. Memang sih , penyair kelas teri meminjam, sedangkan penyair kelas kakap mencuri. Cuma, kasih tahu saja ke mereka, kalau lebih baik mereka kirimkan puisi itu ke penerbit daripada ke kamu, mungkin mereka bakalan jadi penyair hebat.

    Tapi anakku, tolaklah mereka dengan halus, karena mereka juga punya perasaan kan? Mereka juga anak orang, dan belum tentu mereka brengsek. Bahkan mungkin salah satu dari mereka bakal jadi suami mu kelak. Walaupun kamu menolak, jalinlah hubungan pertemanan dan persahabatan dengan baik, karena ini hanya masalah waktu yang belum saatnya. Tolaklah mereka dan jangan permalukan mereka di depan teman-temanmu, terimalah hadiah-hadiah dari mereka dengan baik, dan simpanlah. Mereka tulus memberikan itu, dan mungkin itu memang cinta.

    Bukankah hal yang paling membahagiakan di dunia adalah menjadi orang yang dicintai? Sayangnya, banyak orang yang lupa akan hal ini dan menyia-nyiakan cinta mereka. Dan seringkali, kita terus mencari yang terbaik tiada henti, sampai kita tidak mengacuhkan orang-orang baik yang datang di kehidupan kita.

    Bertemanlah, namun sekali lagi ayah pesan, jangan sekali-sekali menjalin ikatan di usia mu saat ini, karena itu hanya akan membatasi gerakmu dan potensimu. (Ayah harus meminta maaf kepada beberapa teman perempuan ayah jaman dulu untuk hal ini).

    Anakku perempuan tersayang,

    Kamu sudah mulai remaja sekarang, sudah baligh. Sebenarnya ayah ingin kamu berhijab, tapi itu sekali lagi menjadi pilihanmu. Ayah cuma mengajarkan apa yang ayah yakini benar. Maaf ayah memilihkan agama untukmu sejak kamu lahir, ayah tentu akan membimbingmu dan mengajarimu. Ayah ingin kau tahu, bahwa agama ini ayah pilih dengan kesadaran penuh, melalui diskusi panjang berliku, dan perenungan yang mendalam.

    Hidup adalah proses dan pencarian, ayah tidak akan mengkungkungmu dalam satu dogma, carilah kebenaran dalam hidupmu seperti semangat Ibrahim ketika mencari Tuhannya. Beliau menyembah bintang, bulan, matahari sampai akhirnya menemukan Tuhan yang sejati, Tuhan yang menjadi tuan alam semesta. Carilah hakikat hidup seperti Muhammad yang mengasingkan diri di Gua Hira, mencoba mencari jawaban atas makna hidupnya di tengah masyarakat yang rusak.

    Kamu mungkin akan melakukan kesalahan, berdosa, dan terjatuh. namun ingat anakku, selama kamu masih hidup, masih terbuka kesempatan untuk memperbaiki diri.

    Anakku perempuan tersayang,

    Mungkin kamu sudah mulai dandan dan belajar make up. Walaupun banyak fashion stylish dan make up artist di luar sana, namun kukira konsultan kecantikan terbaik adalah ibumu. Karena selain dia cantik dan bisa dandan (walaupun kadang belepotan) , ibumu yang tahu batas kepantasan dan yang paling penting, dia memberi nasihat tentang dandan didasari cinta kepadamu, bukan didasari niat menjual produk fashion dan make up nya kepadamu. Berdandanlah sewajarnya anakku, yang paling utama pastinya bersih dan suci untuk solat, ngga perlu yang aneh-aneh (ini termasuk membabat habis alismu, dan kemudian menggambarinya kembali dengan sulam alis). Ingat, kecantikan sejati bukanlah dari mengkilapnya wajahmu, merahnya gincu mu atau warna kukumu. Kecantikan sejati berasal dari jiwamu, pikiranmu, kebaikanmu, dan kontribusimu kepada orang lain. Janganlah iri melihat teman-teman mu berlomba-lomba berdandan dan mengikuti tren fashion di suatu waktu, karena itu semua hanyalah semu.

    Dan yang perlu kamu catat, hanya laki laki sejati yang bisa melihat kecantikan sejati itu, karena dia mencintai perbuatan baikmu, pikiranmu, dan jiwamu, bukan fisikmu. Dan pada hakikatnya, dia mencintai dirimu yang sebenarnya, karena ketika kamu mati, tubuh molekmu akan hancur, wajah cantikmu akan membusuk, namun jiwamu dan amalmu tidak akan hilang, menanti pertanggungjawaban di alam keabadian. Laki-laki seperti itulah yang paling pantas untuk kau pilih.

    Anakku perempuan tersayang,

    Kagumilah perempuan-perempuan hebat yang mengubah dunia. Kagumlah pada Marie Curie, yang meraih Nobel Fisika dan Kimia, serta bersama suaminya merintis penelitian di bidang radiologi.

    Kagumlah pada Malala Yousafzai, ketika umur 11 tahun dia menulis blog kepada BBC menceritakan ngerinya hidup dibawah Taliban. Mereka anak-anak perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan ia memperjuangakan hak mereka untuk sekolah. Pada umur 14 dia kepalanya di tembak Taliban, namun ia bisa bertahan, meneruskan perjuangan, dan pada umur 17 mendapatkan Nobel Perdamaian.

    Kagumlah pada Sheryl Sandberg. Di tangannya bisnis Facebook berkembang luar biasa. Dia salah satu wanita paling berpengaruh di jagat technology. Dan yang paling penting, adalah seorang istri dan juga seorang ibu, kagumlah pada Khadijah istri Muhammad, yang bersama suaminya meletakkan fondasi kuat dalam agama. Dia yang pertama beriman ketika seluruh dunia mendustakan suaminya. Dia yang menyelimuti suaminya ketika suaminya gemetar menerima wahyu dan tanggung jawab besar untuk umat manusia. Dia yang memberikan kecukupan ketika suaminya kekurangan.

    Memang berat meneladani langkah mereka, karena mereka memang perempuan-perempuan hebat dalam sejarah umat manusia. Kalau memang terlalu sulit untuk menapaki jejak mereka, sebenarnya kamu bisa belajar dan meneladani orang yang paling dekat denganmu. Ya, dia adalah ibumu.

    Ibumulah yang mengajari ayah arti kesetiaan, cinta yang tulus, kerja keras, ,juga rasa peduli serta berkontribusi terhadap masyarakat. Ibumu yang selalu mendukung ayah untuk menjadi orang baik setiap harinya. Ayah dan ibumu juga saling mendukung untuk mencapai potensi terbaik masing-masing dalam menjalani hidup.

    Kagumlah pada ibumu, namun untuk hal ini, tanyakan langsung kepadanya apa yang sudah dia lakukan untuk kehidupan. Ayah yakin dia punya banyak cerita untukmu.

    Kamu memang punya pilihan dalam hidupmu, tapi ayah akan sangat senang sekali jika kamu bisa menjadi seorang perempuan yang kuat, berkontribusi pada masyarakat, baik dalam beragama, dan mencintai keluarga. Memang terdengar sangat sempurna, tapi yakinlah itu untuk kebaikanmu sendiri.

    Namun, yang terpenting yang harus kamu ingat, kesempurnaan itu bukanlah tujuan, tapi setidaknya berusahalah sekuat tenagamu. Berusahalah untuk berbuat baik dan berkembang setiap hari. Karena ketulusanmu dalam menjalani itu semua adalah hal yang paling penting.

    Jika Tuhan menilai kita dari hasil, tentu Nuh adalah orang gagal karena anak dan istrinya mengingkarinya. Demikian pula Luth. Namun, Tuhan mengganjar mereka dengan kemuliaan, karena konsistensi perjuangan mereka, dan keikhlasan mereka dalam berbakti.

    Akhir dari surat ini, ingatlah pesan ayah baik-baik : “Hanya orang yang diasuh dalam badai, yang bisa menguasai samudra”. Kembangkanlah layarmu, dan arungilah samudra kehidupan dengan berani.

    Semoga berhasil, anak perempuanku tersayang.


Peluk hangat penuh cinta dari ayahmu


FAJAR IQBAL MAULANA

0 komentar: